Buka sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh masakan yang disediakan di rumah makan ini selalu habis terjual menjelang pukul 17.00 WIB. Bahkan beberapa makanan tertentu harus dipesan terlebih dahulu jika tidak ingin kehabisan. Menurut Lukman, rumah makan miliknya yang sudah dibuka sejak tahun 2011 ini tidak butuh waktu lama untuk mendapat hati pelanggan. Selain menyediakan makanan yang jarang ditemui di rumah makan lain, semua bahannya juga dibeli, dimasak, dan dihidangkan di hari yang sama. Tidak ada makanan yang dipanaskan untuk kemudian dijual keesokan hari. Jadi, selalu terjaga kesegarannya.
Bersama sang istri, Lukman membuka rumah makan ini karena terpanggil untuk melestarikan warisan kuliner nenek moyangnya. Sebelumnya, ia merasa susah sekali menemukan rumah makan khas Bengkulu yang memiliki cita rasa sesuai dengan lidahnya. Kebetulan, tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah pengasingan Bung Karno dan rumah Ibu Fatmawati. Dari situ, Lukman tertantang untuk melengkapi lokasi wisata tersebut dengan makanan khas kota kelahirannya. Bersama sang istri ia mencoba membuka rumah makan, yang ternyata mendapat tanggapan baik. Semakin lama, semakin ramai yang datang ke rumah makannya.
Tidak seperti rumah makan lain, Rumah Makan R2 menghadirkan makanan khas. Tidak saja menggugah selera, bahkan mungkin bagi sebagian orang unik. Misalnya sambal tempoyak yang terbuat dari durian dan sayur rebung yang dimasak dengan bumbu tradisional. Sebagai putra daerah dan lahir dari orangtua yang juga Ketua Adat Bengkulu, resep-resep tradisional masih dipegang Lukman. Meski begitu, tidak semua masakan khas Bengkulu dapat ditemui di tempat ini. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena waktu pembuatannya yang lama atau bahan yang susah didapat.
Seperti kota lain di Sumatera, makanan Bengkulu lebih banyak bersantan, pedas, dan berani dalam menggunakan bumbu. Di Rumah Makan R2, yang spesial adalah masakan telur ikan kakap. Berapa pun disajikan, masakan ini selalu habis setelah lewat dari jam 12 siang. Jadi, supaya tidak kehabisan, banyak pelanggan yang telepon minta disisakan. Dalam sehari Lukman dan istri dapat mengantongi omzet sampai Rp 15 juta. Di tempat ini pelanggan tidak dilayani, namun mengambil sendiri nasi serta lauk pauk yang diinginkannya dan membayar setelah selesai makan. Jadi, yang diutamakan adalah kejujuran pelanggan.
Sambal tempoyak yang disediakan di rumah makan ini adalah salah satu yang selalu dicari pelanggan. Tempoyak yang digunakan harus dibuat dari durian yang benar-benar bagus, matang, dan manis. Durian lalu diambil dagingnya, tanpa diberi bumbu apa-apa, daging durian disimpan dalam tempat tertutup selama dua atau tiga hari. Rasanya manis dan sedikit asam. Setelah itu baru bisa diolah. Bukan hanya dijadikan sambal, tempoyak juga bisa dibuat untuk menjadi bumbu masakan lain, seperti pepes ikan dan ikan asam tempoyak.
Comments
Post a Comment